Arsitektur hijau (green arsitektur) merupakan
sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik,
meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan
sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam
tatanan arsitektur
(futurarch 2008, “paradigma arsitektur hijau”.
Green lebih dari sekedar hijau)
Latar belakang lahirnya "Green Arsitektur"
Arsitektur terus berkembang seiring
dengan perkembangan masyarakat dan budaya. Sudah banyak inovasi-inovasi
bangunan yang dilakukan. Namun sayangnya banyak dari bangunan tersebut yang
dibuat dengan tanpa memperhatikan aspek lingkungan untuk jangka panjang.
Sehingga timbul masalah baru yang membawa dampak negatif kepada lingkungan.
Sekarang ruang hijau dan resapan air menjadi semakin berkurang.
hal tersebut diperparah dengan kondisi iklim yang semakin
memburuk dan dampaknya sudah sebagian dapat kita rasakan saat ini. Isu ini
sudah berkembang menjadi isu global yang biasa kita dengar yaitu global
warming.
bila hal ini tidak dipikirkan bagaimana penyelesaiannya,
entah apa yang akan terjadi pada bumi kita akibat perkembangan dalam bidang
arsitektur khususnya. Oleh karena itu saat ini manusia harus mulai bertindak!
Hal inilah yang mendasari munculnya green arsitektur yang lahir sebagai salah
satu aksi yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan dan
menyelamatkan kelangsungan hidup manusia dari kerusakan lingkungan. Saat ini
kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf
pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin
kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai
eksploitasi terhadap alam tersebut.
Definisi green arsitekture
Arsitektur
hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk
energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. (arsitektur hijau, tri harso karyono, 2010)
Tujuan pokok green arsitekture adalah
menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan
pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip green
architecture
(brenda dan robert vale, 1991, “green
architecture design fo sustainable future”)
1.
Conserving energy (hemat energi)
Strategi !
Desain bangunan harus mampu
memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari
sebagai sumber energi
Memanfaatkan energi matahari
yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan
menggunakan alat photovoltaic yang diletakkan di atas atap.
Memasang lampu listrik hanya
pada bagian yang intensitasnya cahayanya rendah. Selain itu juga menggunakan
alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya
memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
Menggunakan sunscreen pada
jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas
Warna cerah pada interior
bangunan namun tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas
cahaya.
Meminimalkan penggunaan energi
untuk alat pendingin (ac) dan lift.
Pengolahan air
Efisiensi penggunaan ruang
2.
Working with climate (memanfaatkan kondisi dan
sumber energi alami)
Strategi !
Orientasi bangunan terhadap
sinar matahari
Menggunakan sistem air pump dan
cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam
ruangan.
Menggunakan tumbuhan dan air
sebagai pengatur iklim. (membuat taman dan kolam di sekitar bangunan)
Menggunakan jendela dan atap
yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan
yang sesuai kebutuhan.
Membuat atap dan dinding
menjadi konsep roof garden dan green wall
3.
Respect for site (menanggapi keadaan tapak
pada bangunan)
Strategi !
Perencanaan mengacu pada
interaksi antara bangunan dan tapaknya. Agar keberadan bangunan dari segi
konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar
Mempertahankan kondisi tapak
dengan desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
Luas permukaan dasar bangunan
yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
Menggunakan material lokal dan
material yang tidak merusak lingkungan.