Jumat, 25 April 2014

Apa Itu Green Arsitektur ?


Arsitektur hijau (green arsitektur) merupakan sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur
(futurarch 2008, “paradigma arsitektur hijau”. Green lebih dari sekedar hijau)


Latar belakang lahirnya "Green Arsitektur"


Arsitektur terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan budaya. Sudah banyak inovasi-inovasi bangunan yang dilakukan. Namun sayangnya banyak dari bangunan tersebut yang dibuat dengan tanpa memperhatikan aspek lingkungan untuk jangka panjang. Sehingga timbul masalah baru yang membawa dampak negatif kepada lingkungan. Sekarang ruang hijau dan resapan air menjadi semakin berkurang.
            hal tersebut diperparah dengan kondisi iklim yang semakin memburuk dan dampaknya sudah sebagian dapat kita rasakan saat ini. Isu ini sudah berkembang menjadi isu global yang biasa kita dengar yaitu global warming.
            bila hal ini tidak dipikirkan bagaimana penyelesaiannya, entah apa yang akan terjadi pada bumi kita akibat perkembangan dalam bidang arsitektur khususnya. Oleh karena itu saat ini manusia harus mulai bertindak! Hal inilah yang mendasari munculnya green arsitektur yang lahir sebagai salah satu aksi yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan dan menyelamatkan kelangsungan hidup manusia dari kerusakan lingkungan. Saat ini kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.

Definisi green arsitekture

Arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (arsitektur hijau, tri harso karyono, 2010)

Tujuan pokok green arsitekture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.



Prinsip-prinsip green architecture
(brenda dan robert vale, 1991, “green architecture design fo sustainable future”)
1.       Conserving energy (hemat energi)
Strategi !
Desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi
Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat photovoltaic yang diletakkan di atas atap.
Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya cahayanya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
Menggunakan sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas
Warna cerah pada interior bangunan namun tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (ac) dan lift.
Pengolahan air
Efisiensi penggunaan ruang


2.       Working with climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Strategi !
Orientasi bangunan terhadap sinar matahari
Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. (membuat taman dan kolam di sekitar bangunan)
Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
Membuat atap dan dinding menjadi konsep roof garden dan green wall

3.       Respect for site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Strategi !
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Agar keberadan bangunan dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar
Mempertahankan kondisi tapak dengan desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.